Apa Itu Meringue? Bukan Cake, Bukan Pastry, Tapi Permen
- Eric
- Aug 18
- 4 min read

Pernah melihat hiasan putih menggunung di atas Lemon tart atau lapisan renyah manis yang meleleh di mulut saat menyantap pavlova? Banyak yang mengira itu bagian dari cake atau jenis pastry tertentu. Padahal, yang sedang anda nikmati itu adalah meringue, manis, ringan, dan nyaris seperti awan kecil yang bisa dimakan.
Meringue bukan cake, bukan roti, dan juga bukan adonan pastry berlapis. Justru, ia lebih dekat dengan kategori “permen” yang dibuat dari bahan paling sederhana: putih telur dan gula. Tapi jangan salah, meski terlihat simpel, cara membuat meringue bisa jadi cukup teknikal dan penuh presisi.
Lalu, sebenarnya meringue itu apa? Dari mana asalnya? Kenapa ada banyak jenisnya? Dan kenapa bisa jadi bahan dasar untuk berbagai dessert populer? Yuk, kita kupas semuanya secara ringan dan menyeluruh.
Apa Itu Meringue?
Secara sederhana, meringue adalah hasil dari putih telur dan gula yang dikocok hingga mengembang dan kaku, lalu dipanggang atau dibentuk sesuai kebutuhan. Kombinasi dua bahan ini menciptakan busa manis yang ringan dan stabil, yang bisa dijadikan hiasan tart, dasar pavlova, hingga camilan renyah yang lumer di mulut.
Yang menarik, meringue tidak masuk ke dalam kategori cake ataupun pastry. Cake biasanya dibuat dari adonan yang mengandung tepung, telur utuh, gula, dan lemak seperti mentega. Pastry, apalagi jenis puff pastry, punya struktur berlapis dan kaya akan lemak. Meringue tidak memiliki itu semua. Ia tidak menggunakan tepung, tidak mengandalkan mentega, dan tidak mengembang karena ragi atau baking powder.
Justru, meringue lebih mendekati “permen” dalam dunia bakery. Alasannya? Karena meringue mengandalkan gula yang dipanaskan (baik secara langsung maupun tidak) hingga membentuk struktur padat dan manis yang mengeras saat dingin, mirip seperti cara kerja permen busa atau marshmallow.
Secara fisik, meringue punya karakteristik yang khas:
Ringan dan renyah di bagian luar
Sedikit chewy atau lembut di dalam, tergantung metode pembuatannya
Berwarna putih bersih atau agak kecokelatan jika dipanggang
Teksturnya rapuh, mudah hancur jika disentuh terlalu keras
Meringue bisa tampil sederhana sebagai camilan manis, atau jadi elemen elegan dalam berbagai dessert. Tapi satu hal pasti: meski ringan, rasa manis dan keunikan teksturnya meninggalkan kesan yang kuat di lidah.
Asal Usul Meringue: Misterius dan Romantis
Berbeda dengan beberapa jenis cake atau pastry modern yang memiliki pencatatan sejarah jelas, siapa penciptanya, tahun berapa dibuat, dan dalam konteks apa, meringue justru lahir dari jejak yang samar. Tidak ada dokumen resmi yang benar-benar menyebut siapa penemu pertamanya. Namun, seperti banyak warisan kuliner klasik lainnya, asal-usul meringue bisa ditelusuri dari berbagai teori yang tersebar di Eropa, dan semuanya menarik untuk disimak.
Teori paling populer datang dari Swiss. Sekitar abad ke-18, seorang pastry chef asal Italia bernama Gasparini yang tinggal di kota kecil bernama Meiringen dikisahkan menciptakan meringue untuk memikat hati Putri Maria, tunangan dari Raja Louis XV. Kisah ini begitu terkenal hingga nama kota Meiringen disebut-sebut sebagai asal mula kata meringue itu sendiri.
Namun, sejarah tak hanya berhenti di Swiss. Teori lain menyebut Polandia sebagai titik awal lahirnya meringue. Konon, istilah “meringue” berasal dari kata marzynka, sebuah resep manis yang diciptakan oleh juru masak kerajaan Raja Stanislaw Leszczyński. Sang raja kemudian menjadi Duke of Lorraine di Perancis, dan dari sanalah resep ini menyebar, termasuk kepada putrinya Maria, yang menikah dengan bangsawan Perancis dan diyakini mengenalkan meringue ke dapur-dapur kerajaan di sana.
Menariknya, ada juga catatan tertulis dari Inggris yang mendahului kedua teori tadi. Pada tahun 1604, seorang wanita bangsawan bernama Elinor Fettiplace menulis resep berupa putih telur dan gula yang dikocok, sangat mirip dengan teknik dasar meringue saat ini. Meski tidak dinamai "meringue", resep ini menunjukkan bahwa tekniknya sudah dikenal di Inggris sejak awal abad ke-17.
Sementara itu di Perancis, meringue menjadi bagian penting dari budaya kuliner istana. Bahkan, Marie Antoinette disebut-sebut gemar membuat meringue sendiri dengan tangannya. Bagi bangsawan Eropa, meringue bukan sekadar makanan manis, tapi simbol keanggunan dan keahlian dapur yang prestisius.
Pada akhirnya, asal-usul meringue mungkin memang tidak bisa dipastikan secara mutlak. Tapi dari semua teori tersebut, kita bisa melihat satu benang merah, yakni meringue lahir dari budaya Eropa yang romantis dan penuh eksperimen, diwariskan dari dapur istana ke meja makan masyarakat luas, dan hingga kini, tetap jadi bagian dari berbagai dessert yang kita nikmati.
Meringue Bukan Cake, Bukan Pastry
Dalam dunia bakery, Meringue sering dikira mirip cake atau pastry, padahal sebenarnya itu adalah keliru. Cake umumnya memiliki struktur padat karena berbahan dasar tepung, gula, telur, dan kadang lemak. Pastry juga demikian, identik dengan adonan berlapis yang kaya akan lemak seperti butter atau shortening. Meringue tidak memiliki karakteristik-karakteristik tersebut, karena Meringue hanya terbuat dari putih telur yang dikocok bersama gula hingga berbentuk busa. Hasilnya lebih mendekati “confection” atau permen busa manis, ringan, rapuh, renyah di luar, namun bisa tetap sedikit chewy di dalam.
Meringue Bisa Jadi Apa Saja
Keunikan meringue membuatnya bisa hadir dalam berbagai bentuk. Ada yang disajikan sebagai dessert murni seperti pavlova, meringata yang tampil ringan namun elegan. Ada juga yang dijadikan topping pada hidangan klasik, misalnya tarte au citron meringuee, baked Alaska, atau lemon tart dengan tekstur kontras antara lembut, manis, dan segar. Selain itu, meringue dapat menjadi dasar bagi pembuatan buttercream dan marshmallow. Bahkan, meringue bisa dinikmati sederhana sebagai camilan ringan dalam bentuk meringue cookies yang renyah sekaligus manis.
Tips Anti Gagal Membuat Meringue
Keberhasilan meringue sangat bergantung pada detail kecil yang sering kali dianggap sepele. Salah satunya adalah kebersihan alat. Pastikan wadah dan pengocok benar-benar bebas dari lemak atau sisa minyak, karena sedikit saja bisa membuat putih telur gagal mengembang.
Kualitas bahan juga sangat berpengaruh. Gunakan putih telur yang masih segar, karena struktur proteinnya lebih stabil untuk ditangani saat dikocok. Sebaliknya, putih telur yang terlalu lama disimpan biasanya lebih sulit mencapai hasil yang kokoh.
Lingkungan saat membuat meringue juga perlu diperhatikan. Udara yang terlalu lembap bisa membuat tekstur meringue lembek dan lengket, sehingga tidak bisa renyah atau mengilap sebagaimana mestinya.
Selain itu, teknik pengocokan memainkan peran penting. Mengenal tahapan soft, medium, hingga stiff peaks akan membantu menentukan kegunaan meringue, apakah untuk topping lembut, adonan stabil, atau tekstur kering yang renyah. Setiap puncak punya fungsi berbeda, sehingga memahami perbedaannya bisa jadi kunci anti gagal.
Dengan memperhatikan detail kecil ini, meringue akan lebih konsisten berhasil, baik digunakan sebagai dasar dessert elegan maupun camilan sederhana.
Comments