top of page
Search

Apa Itu Pain au Chocolat? Ini Bedanya dengan Croissant!

  • Writer: Eric
    Eric
  • 22 hours ago
  • 4 min read

apa itu pain au chocolate

Bagi sebagian orang, pain au chocolat dan croissant mungkin terlihat sama. Keduanya memang dibuat dari adonan yang serupa laminated dough berlapis-lapis yang menghasilkan tekstur renyah dan buttery saat dipanggang. Tapi meskipun bahan dasarnya identik, hasil akhirnya sangat berbeda.


Croissant adalah pastry berbentuk bulan sabit yang sudah menjadi ikon sarapan khas Prancis. Teksturnya ringan dan berlapis, dengan cita rasa gurih dan aroma mentega yang khas. Versi klasiknya tidak memiliki isian apa pun, meskipun kini banyak ditemukan varian modern yang diisi cokelat, keju, atau almond.


Lalu, apa itu pain au chocolat dan kenapa sering disebut sebagai chocolate croissant? Apakah sebenarnya hanya croissant yang diisi cokelat, atau ada hal lain yang membedakannya? Di sinilah menariknya: meski menggunakan adonan yang sama, pain au chocolat bukanlah croissant dalam bentuk atau identitas. Ia punya sejarah, bentuk, dan bahkan nama yang berbeda—yang sering kali disalahartikan, terutama di luar Prancis.


Untuk memahami lebih dalam, mari kita kenali dulu apa itu pain au chocolat sebenarnya, dan mengapa ia layak disebut sebagai salah satu pastry klasik yang tidak kalah istimewa dari croissant.



Apa Itu Pain au Chocolat?

Pain au chocolat secara harfiah berarti “roti dengan cokelat” dalam bahasa Prancis. Namun, yang dimaksud bukanlah roti seperti loaf pada umumnya, melainkan pastry berlapis yang renyah di luar dan lembut di dalam—mirip seperti croissant karena memang dibuat dari adonan yang sama, yaitu laminated dough.


Perbedaan paling mencolok terletak pada bentuk dan isiannya. Jika croissant berbentuk bulan sabit dan biasanya tidak berisi apa pun, pain au chocolat hadir dalam bentuk persegi panjang dengan dua batang cokelat hitam yang diletakkan di tengah adonan sebelum dipanggang. Saat matang, cokelat tersebut akan sedikit meleleh dan memberikan kejutan manis di tiap gigitannya.



Teksturnya yang flaky dan rasanya yang seimbang antara gurih dan manis membuat pain au chocolat menjadi pilihan sarapan atau camilan yang sangat populer di Prancis dan berbagai belahan dunia. Meskipun sering disebut “chocolate croissant” di luar Prancis, nama aslinya tetap pain au chocolat—dan itu membawa cerita serta identitas budaya tersendiri.


Perbedaan Inti Croissant dengan Pain au Chocolat

Meski keduanya menggunakan adonan yang sama, croissant dough atau adonan berlapis bermentega, croissant dan pain au chocolat adalah dua pastry yang berbeda. Perbedaan utamanya bisa dilihat dari beberapa aspek berikut:


  1. Bentuk:

    Croissant berbentuk bulan sabit, sedangkan pain au chocolat berbentuk persegi panjang atau segi empat.

  2. Isian:

    Croissant klasik tidak memiliki isian, meskipun varian modern bisa diberi tambahan seperti cokelat atau keju. Sementara itu, pain au chocolat selalu memiliki dua batang cokelat di tengah sebagai ciri khas utamanya.

  3. Penyebutan Nama:

    Croissant adalah istilah universal dan langsung dikenali. Pain au chocolat kadang disebut “chocolate croissant” di luar Prancis, tapi sebutan ini dianggap kurang tepat karena bentuk dan identitasnya berbeda dari croissant.



Dengan kata lain, meskipun berasal dari akar yang sama, keduanya tumbuh menjadi dua identitas pastry yang unik—baik dari tampilan, rasa, maupun cara penyebutannya.

Cara Menikmati Pain au Chocolat


pain au chocolate dengan kopi

Pain au chocolat paling nikmat disantap dalam keadaan hangat. Saat dipanaskan, cokelat di bagian dalamnya akan sedikit meleleh, menghasilkan sensasi lumer yang berpadu sempurna dengan lapisan luar yang renyah dan bermentega.


Untuk mendapatkan hasil terbaik, panaskan pain au chocolat di dalam oven selama beberapa menit. Hindari penggunaan microwave karena panas dari microwave cenderung membuat tekstur kulit pastry menjadi lembek dan kehilangan kerenyahannya.


Di Prancis, pain au chocolat sering dinikmati sebagai menu sarapan, ditemani dengan secangkir kopi, teh, atau jus segar. Tapi tentu saja, kamu bisa menikmatinya kapan pun kamu ingin menikmati camilan manis yang memanjakan lidah.



Kenapa Pain au Chocolat Sering Disebut Chocolate Croissant?

Penyebutan pain au chocolat sebagai “chocolate croissant” sebenarnya berasal dari pengaruh budaya Amerika Utara. Di sana, istilah ini digunakan untuk memudahkan penyebutan dan memperkenalkan pastry yang masih asing bagi masyarakat luar Prancis. Karena bentuk adonannya sama dengan croissant dan ada isian cokelat di dalamnya, banyak orang termasuk di Indonesia secara otomatis menyebutnya sebagai “croissant cokelat”.


Padahal, secara budaya dan teknis, penyebutan tersebut tidak sepenuhnya tepat. Pain au chocolat tidak berbentuk bulan sabit seperti croissant dan memang memiliki nama sendiri yang berasal dari bahasa Prancis, artinya “roti dengan cokelat”.


Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa istilah “croissant cokelat” lebih mudah diingat dan lebih familiar di telinga masyarakat. Banyak pelaku bisnis roti dan pastry di Indonesia pun menggunakan istilah ini agar lebih mudah diterima pelanggan. Sama halnya seperti kita lebih sering menyebut “spaghetti carbonara” daripada menyebutnya “pasta telur dan keju” sederhana, praktis, dan langsung dipahami.


Jadi meskipun secara tradisional kurang tepat, penyebutan “croissant cokelat” tetap bisa dimaklumi dalam konteks sehari-hari, terutama untuk kemudahan komunikasi.



Kesimpulan:

Pain au chocolat sering disebut sebagai “croissant cokelat” dan memang tidak sepenuhnya salah. Bagi masyarakat umum, sebutan ini terasa lebih familiar, mudah diingat, dan cepat dipahami. Bahkan di Indonesia, banyak pelaku bisnis roti dan pastry pun menggunakan istilah tersebut agar lebih dekat dengan konsumen.


Namun, bagi mereka yang ingin mendalami dunia pastry, seperti baker, chef, atau penikmat kuliner sejati, mengenali perbedaan dan menggunakan istilah yang tepat adalah bentuk penghormatan terhadap tradisi kuliner. Pain au chocolat punya ciri khas tersendiri dari bentuk persegi panjang hingga dua batang cokelat yang tersembunyi di dalam lapisan adonannya.

Mengenal nama aslinya bukan soal benar atau salah, tapi soal memperkaya pengetahuan dan menghargai asal-usulnya. Sama seperti kita bangga saat makanan khas Indonesia dikenali dunia dengan sebutan aslinya, seperti rendang atau sate, begitu juga pain au chocolat layak dikenal bukan sekadar sebagai “croissant cokelat”, tapi sebagai dirinya sendiri.



 
 
 

留言


bottom of page